Local Coordination Meeting Kalteng: Fokus Konservasi Padi dan Talas
Palangka Raya, 3 Oktober 2024 – Pasca penandatanganan Operational Partner Agreement (OPA) pada Januari 2024 lalu, Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian (BSIP Biogen) kembali gelar Local Coordination Meeting Kalimantan Tengah. Kegiatan yang merupakan rangkaian dari proyek Crop Diversity Conservation for Sustainable Use in Indonesia (CDCSUI) atau CropBio ini diselenggarakan di kantor Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Kalimantan Tengah (BSIP Kalteng).
Kepala BSIP Kalteng, Dr. Akhmad Hamdan dalam sambutannya menyatakan dukungan atas pelaksanaan kegiatan ini di tiga kabupaten, yaitu Lamandau, Seruyan, dan Kapuas. Sementara itu, Mr. Rajendra Aryal, FAO Representative Indonesia dan Timor Leste yang hadir secara online menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. Rajendra juga menegaskan bahwa komitmen FAO telah sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional dan Rencana Aksi Keanekaragaman Hayati Indonesia Tahun 2025-2045 yang telah diterbitkan.
Kepala BSIP Biogen, Arif Surahman, PhD yang hadir secara luring menekankan pentingnya konservasi berkelanjutan terhadap tanaman pangan lokal. "Konservasi berkelanjutan adalah kunci untuk menjaga keanekaragaman hayati dan meningkatkan produktivitas pertanian. Tanaman pangan lokal memiliki nilai tinggi, baik dari segi ekonomi maupun ekologi. Dengan mengimplementasikan praktik pertanian berkelanjutan, kita tidak hanya menjamin ketahanan pangan, tetapi juga menjaga lingkungan kita," ujar Arif.
Pertemuan ini menghadirkan narasumber dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Tengah, Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Provinsi Kalimantan Tengah, Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Kalimantan Tengah (pemerintah), Akiko Borneo (pelaku usaha), dan Pengurus Wilayah Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Kalimantan Tengah (masyarakat adat).
Dalam paparannya, narasumber menyampaikan terkait kebijakan dan peran pemerintah provinsi dalam mendukung konservasi, pengelolaan, dan peningkatan nilai tambah sumber daya genetik tanaman pangan lokal khususnya padi lokal dan talas, serta pengolahan beras lokal menjadi produk kecantikan, dan praktik konservasi dan pemanfaatan sumber daya genetik berbasis pengetahuan tradisional.